Kabupaten Landak dengan Intan Kobi-nya

25Writing - Kab Landak merupakan Kabupaten yang berada di daerah provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten Landak mempunyai julukan sebagai kota Intan yang sekarang di pimpin oleh bupati-nya Dr.Drs.Adrianus Asia Sidot,M,Si . Maka dari itu mari kita melihat misteri jaman peradaban yang menyebutkan bahwa Kab Landak sebagai kota intan yang juga Intan Kobi yang dikenal masyarakat Landak .

Postingan ini merupakan penulisan ulang dengan gaya Admin sendiri , jadi semuanya bukan murni dari Admin , dan mohon maaf jika url penulis asli nya tidak dicantumkan karna ini merupakan postingan lawas yang admin simpan di blog admin yang lama.Dan jika anda merasa pernah menuliskan ini silahkan hubungi Admin . Terima Kasih .

 Dalam sejarah peradaban Kalimantan Barat kuno, salah satunya termasyhur dengan sejarah Intan Kobi (besar). Siapa pun orang yang memiliki Intan Kobi akan mampu memengaruhi otak orang lain sehingga dapat menjadi pemimpin dengan mudah.

Ilustrasi intan kobi

Legenda Intan Kobi berlumur darah dan cinta. Peradaban Imperium Tanjungpura di kawasan selatan Kalbar, pernah merasa perlu untuk merebut dan mengamankan Intan Kobi terhadap penguasa di Ngabang-Landak. Ketika Imperium Tanjungpura mampu menguasai Intan Kobi, giliran Mataram yang menggempur Sukadana, ibukota Imperium Tanjungpura, dengan terlebih dulu bikin koloni di Paloh-Sambas pada tahun 1622.

Armada Mataram berdalih ingin menghancurkan pasukan terakhir dari Laskar Giri Kusuma yang lebih mau mengabdi kepada Syahkota (di era modern saat ini, disebut walikota atau syahbandar) Surabaya daripada ke Sultan Agung Mataram.

Padahal armada Mataram di Palembang yang dekat dengan Panembahan Nirmala sudah berpesan, “Silakan kuasai Sukadana tapi jangan curi Intan Kobi!” Namun Tumenggung Baureksa tetap saja menerima Intan Kobi di Kendal sebagai persembahan anak buahnya yang berhasil menaklukkan sisa-sisa Laskar Giri Kusuma di Surabaya (Jatim) dan Sukadana (Kalbar).
Laskar Giri Kusuma sendiri dibentuk Sunan Giri sekitar tahun 1478 untuk menggempur sisa-sisa Laskar Majapahit.

Akhirnya pasukan Mataram yang jumlahnya ratusan ribu dalam dua gelombang serangan di tahun 1926 dan 1928, gagal total menaklukkan Batavia (Jakarta) yang hanya berkekuatan ratusan pasukan saja. Itu pun sudah kehabisan mesiu dan bola meriam, sebelum datangnya armada bantuan para bajak laut Belanda yang ditakuti negara-negara di dunia saat itu.

Sebelum armada Inggris menjadi yang terkuat di dunia di abad 18, Belanda mendahuluinya dulu, usai menaklukkan kekuatan Armada Spanyol yang di abad 15 dan 16 terkuat di dunia di Selat Gibraltar (Jabal Tariq di Bahasa Arab). Saking ngerinya terhadap armada Belanda yang berlayar dari Antartika (Rusia) sampai ke Tasman (Australia), Neuew Amsterdam (saat ini jadi New York, Amerika Serikat) sampai ke Batavia (Indonesia), para armada Belanda mendapat julukan Flying Dutchman (Sambaran Hantu Belanda).
Diduga Intan Kobi dibuang di Laut Batavia oleh Staf Gubernur Jenderal JP Coen yang takut kena kutuk, usai menerima dari tentara Mataram yang kalah. Beberapa senopati (panglima) Mataram yang kalah perang karena terlalu meremehkan kekuatan armada Belanda, sebagiannya malu untuk pulang ke Yogyakarta, maka banyak yang merantau sebagai pedagang antarpulau maupun ke Candi Cangkuang di Kampung Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat. Candi inilah juga yang pertama kali ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda.

Tiga meter dari candi yang berada di danau itu, terdapat makam Embah Dalem Arif Muhammad, penyebar agama Islam di situ. Menurut legenda, ia juga membawa Intan Kobi yang sedianya dibuang ke Laut Batavia oleh tentara Belanda namun diberikan kepadanya, namun dikubur di kompleks Candi Cangkuang. Namun dua Intan Kobi Landak legenda itu, tetaplah legenda, sebab peneliti Belanda tak mampu mengungkap kenyataan Intan Kobi.

Menurut penduduk Cangkuang masih memeluk kepercayaan animisme dan dinamisme. Sebagian lainnya beragama Hindu. Hingga datanglah Arif Muhammad yang secara perlahan mengajarkan Islam di desa tersebut. Arif Muhammad adalah panglima perang dari kerajaan Mataram. Ia diutus Sultan Agung untuk mengusir VOC di Batavia. Kemudian Arif Muhammad berangkat menuju Batavia untuk menyerang VOC. Sayangnya, Arif Muhammad beserta pasukannya berhasil ditekuk mundur.

Kegagalan Arif Muhammad membuatnya malu untuk kembali ke Mataram. Selain itu, ia takut Sultan Agung akan membunuhnya apabila ia tahu Arif Muhammad kembali dengan membawa kegagalan. Oleh karena itu, Arif Muhammad memutuskan untuk mengasingkan diri. Garut, dipilihnya sebagai tujuan. Selain itu, ia berniat menyebarkan agama Islam di daerah Parahyangan Timur. Awalnya, ia berdakwah di daerah Tambak Baya.

Beberapa waktu kemudian, Arif Muhammad berpindah ke tempat lain. Adiknya kemudian meneruskan dakwahnya di Tambak Baya. Sedangkan Arif Muhammad berdiam di sebuah kampung di Desa Cangkuang. Kini di desa tersebut terdapat danau kecil atau situ. Kampung tempat tinggal Arif Muhammad terpisah dan membentuk pulau. Lantas, kampung tersebut dinamai Kampung Pulo.
Arif Muhammad menikah dan memiliki tujuh orang anak, enam perempuan dan satu laki-laki. Namun hingga saat ini, belum diketahui istri dan silsilah keturunan Arif Muhammad. Cerita yang berkembang saat ini hanya disampaikan dari mulut ke mulut. Penduduk sekitar menjuluki Arif Muhammad dengan nama Embah Dalem Arif Muhammad.

Landak termasyhur dengan nama Negeri Intan, namun saat ini peradabannya masih kalah dengan Singkawang yang kotanya lebih baru daripada Ngabang, ibukota Kabupaten Landak. Memiliki sejarah besar, memang belum tentu jadi peradaban sejahtera di zaman mutakhir ini. *

Sekian postingan admin , dan semoga bermanfaat untuk anda semua .